Senin, 09 Maret 2015

ketika sahabat menjadi penghianat

Saat ku masuk ke jenjang SMP, ku melihat sekeliling ku, sungguh berbeda. Berbeda dengan apa yang aku rasakan dulu saat aku duduk di Sekolah Dasar. Aku melihat teman-temanku, aku melihat lingkungan sekolahku. Berbeda! Semua berbeda. Tak seorangpun ada yang ku kenal disini. Aahh nggak enak banget sih SMP. Nggak ada temen. Nggak ada satupun yang aku kenal disini. Cuma Indah. Ya Indah, temen SD aku. Tapikan aku beda kelas sama dia. Hhiii menyebalkan. Keluhku dalam hati
Indah mana sih? Kok belum datang datang ya? Masa aku sendiri sih disini. Mana nggak ada yang aku kenal lagi. Keluhku lagi dalam hati
Tiba-tiba aku bertemu seorang perempuan.
“eeh… Kamu yang tadi kan?” tanyaku yang pura pura basa basi
“iya” jawabnya singkat
“nama kamu siapa?” tanya aku
“cika” jawab dia dengan senyuman
“oohh.” kataku meng-ooh kan
“nama kamu siapa?” tanya cika
“aku Indri” jawabku dengan senang. Karena aku pikir dia bisa jadi temenku
Setelah berkenalan dengan Cika, aku cukup senang. Selain dia baik, dia juga asyik.
Kebetulan di sekolah aku ada Tadarus untuk yang agama Muslim, dan Rohkris untuk yang Kristen. Kohkris itu kepanjangan dari Rohani Kristen. Biasanya Tadarus di Masjid, dan Rohkris itu di lantai paling atas. Ada ruang khususnya.
Saat aku baru nyampe di sekolah, aku mencari cari Cika. Ternyata dia belum datang. Aku bingung mau bagaimana. Banyak sekali siswa di sekolah ini.
Saat aku melihat ke arah tempat duduk, disana ada temen Rohkris ku. Entahlah siapa namanya.
“eeh… Kamu Kristen kan?” tanyaku kepada cewek berkacamata putih dan rambut di ikat kucir kuda
“iya. Kenapa?” tanya dia
“udah masuk belum Rohkris?” tanyaku lagi
“belum kok. Ruangannya kan masih di tutup” kata perempuan itu sambil nunjuk ke ruangan yang di atas
“ooh. Nanti bareng ya ke atasnya. Oh ya nama kamu siapa?” kataku yang sambil menanyakan namanya
“nama aku Tirani. Nama kamu siapa?” tanya dia balik
“aku Indri” jawabku
“aku pergi kesana sebentar ya. Nanti aku balik lagi. Pokoknya kita bareng ya ke atasnya” kataku
“iya” jawabnya
Akupun pergi meninggalkan dia. Karena di sana aku melihat Cika. Aku langsung menyamperi dia.
“Cikaa??” panggil aku dari kejauhan
“eeh Indri” kata Cika
“dari mana aja sih? Aku cariin” kata aku
“sorry ya. Aku baru datang” kata Cika
“ooh. Ya udah gak pa-pa” jawabku sambil memberinya senyuman
“eeh udah Rohkris belum?” tanya Cika yang sedikit panik
“belum kok. Tenang aja. Nanti Rohkris duduk bertiga ya” pinta ku
“bertiga? Sama siapa lagi?” tanya Cika bingung
“sama Tirani. Tadi aku kenalan sama dia. Kayanya dia baik deh” kataku menjelaskan
“ooh. Ya udah” jawabCika
Aku dan Cika pun menuju ke tempat Tirani duduk tadi. Dia hanya duduk sendiri.
“hay Ra? Yuk ke atas!” sapa ku, sambil mengajak dia ke ruang Rohkris di atas. Tanpa basa basi, Tirani hanya mengikuti aku dari belakang.
Sesampai di atas, kami mengambil 3 bangku yang kami jadiin satu, alias di dempetin. Biar bisa duduk bertiga.
Saat aku sedang ngobrol dengan Cika, tiba tiba Tirani masuk ke perbincangan kami.
“Ka, tadi di bawah aku ketemu sama cowok. Gila gantteenngg bangeet. Sepertinya aku pernah ketemu sama dia” kataku menjelaskan.
“yang bener kamu? kamu kenal dia dari mana? Jelas-jelas kamu baru aja ketemu dia” tanya Cika  “iya aku serius. Sumpah dia tuh kece bangettt. Sebenernya aku suka sama dia udah dari kelas 6 SD. Pas dia kelas 7, aku pernah ketemu dia. Dia lagi beli es doger. Haha” kataku yang sambil mengingat ngingat kejadian tadi
“wah keren tuh. Bisa di jadiin sinetron. ‘Cinta Saat Beli Es Doger’ haha” kata Cika dengan leluconnya
Tiba tiba Tirani masuk dalam pembicaraan kita
“kamu suka sama kakak kelas Ndri?” tanya Tirani.
“iya. Serius deh. Tadi aku sekilas liat Name Tag nya. Kalau nggak salah sih nama nya RIZ-KY EK-A… ” perkataanku terputus
“Rizky Eka apa?” tanya Cika penasaran
“aaahhh aku lupa” kataku pasrah
“aku juga suka sama kakak kelas. Tapi aku nggak tau siapa namanya” kata Tirani sedih
“tapi kamu tau dia kelas berapa?” tanyaku
“enggak” jawab Tirani sambil menggelengkan kepalanya
“yaaahh… Kalau gitu sih susah nyarinya Ra” kataCika
Tiba tiba kakak yang ngajar Rohkris nya pun datang. Perbincangan telah selesai.
Kira-kira 1 jam telah berjalan. Akhirnya Rohkris selesai. Kamipun masuk kelas masing masing. Aku kelas 7.8, Cika kelas 7.1, sedangkan Tirani kelas 7.2.
Kira-kira sudah 5 bulan persahabatan kita berjalan. Semua itu baik baik saja.
Di awal bulan Desember 2014, aku mengambil Raport semester 1. Puji Tuhan aku dapat Rangking 3.
Tiba tiba HP ku pun berbunyi.
“Ndri, kamu dapat rangking berapa?” tanya Tirani dari SMS
“Puji Tuhan, aku dapat rangking 3. Kalau kamu dapat rangking berapa?” tanyaku balik
“Puji Tuhan Ndri, aku dapat rangking 4″ kataTirani
Tiba-tiba ada SMS dari Cika
“Ndri, kamu rangking berapa?” tanya Cika
“Puji Tuhan, aku rangking 3. Kalau kamu?” tanyaku balik
“Puji Tuhan, aku rangking 5.” jelas Cika
Setelah selesai SMSan aku pergi ke rumah nenekku untuk berlibur.
Selama 2 minggu libur rasanya enak. Tapi kangen sama temen temen. Terutama sama Cika dan Tirani.
Saat di sekolah, aku bertemu mereka.
Seperti biasanya, kami selalu bertiga.
“kita keren ya, Indri rangking 3, aku rangking 4, sedangkan Cika rangking 5. Hahaha. kalau bisa nanti lebih meningkat ya” kata Tirani
“iya. Semoga” kata aku
Persahabatan kita terus berjalan. Hingga di tengah jalan entahlah ada yang menghancurkan.
Cika sekarang berubah. Dia sudah tidak pernah lagi bertiga dengan aku sama Tirani. Sekarang dia sama Rika.
Jadi setiap aku main sama Cika, selalu aja Tirani marah sama aku. Karena Tirani nggak suka ngeliat aku deket sama Cika, kalau Cikanya deket sama Rika.
Akupun mencoba ngobrol berdua dengan Cika. Kenapa dia selalu sama Rika? Apa dia nggak mau lagi kaya dulu?
“Ka, kamu kok bareng Rika mulu? Kamu nggak mau bertiga lagi kaya dulu?” tanya aku
“bukannya gitu Ndri, aku mau. Tapi Tiraninya tuh yang cuek banget sama aku” kata cika
“Tirani kaya gitu karena dia nggak suka ngeliat kamu deket sama Rika” kataku menjelaskan
“ya udah aku mau kita kaya dulu lagi. Tapi bilang sama Tirani jangan cuekin aku” kata Cika
Setelah ngobrol cukup lama dengan Cika, akupun langsung nemuin Tirani, dan menjelaskan semuanya. Tirani seneng kalau Cika mau bertiga lagi.
Dua minggu kemudian
Tiba-tiba aku ada SMS dari Cika.
“sahabat sejati adalah sahabat yang selalu ada untuk aku, mau denger semua curhatan aku. Dan sahabat aku adalah Rika. Aku nggak mau bertiga kaya dulu lagi” SMS dari cika
Aku tak menanggapinya.
Esoknya aku menceritakan semuanya sama Tirani. Dan kebetulan Cika baru datang.
“mantan sahabat datang” bisik Tirani kepadaku
“hahaha… Iya” tawaku
“Ndri, suatu saat nanti dia akan tau mana yang benar sahabatnya” kata Tirani
“iya. Biarin aja dulu dia kaya gitu.” jawabku
Perginya Cika, enggak jadi masalah buat aku dan Tirani. Kami tetap menjadi sahabat.